Friday, January 27, 2012

Smile, Please.. :)


Beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengunjungi sebuah tempat perbelanjaan di kota saya, Kota Bandung tercinta. Ada sedikit cerita unik yg saya temukan hari itu. Waktu saya melihat-lihat gerai kosmetik dimana biasanya selalu ada SPG (Sales Promotion Girl) disitu, sebenarnya saya tidak terlalu suka bermakeup. Tapi kalau ada produk yang OK dan lagi diskon, mungkin juga saya mau beli. :P

Yang membuat saya heran, ini loh.. mbak SPG nya kok cuek banget? Kayak dalam fikirannya berbisik "Alah, model orang kayak gini paling cuma mau lihat2. Keliatan 'kere' soalnya." Waktu saya minta diambilkan tester lipstik pun, dia bilang gini "Mbak yang ini nggak boleh dicoba, gores berarti beli."
Masya Allah, jutek banget saya fikir.

Duh, saya jadi mengevaluasi diri, apa ada yang salah dengan tampilan saya? Padahal saya udah mencoba bersikap seramah mungkin sebagai calon pembeli. Mungkin juga sih, karena wardrobe saya yang 'biasa' banget. Penampilan sebanding dengan ketebalan dompet, mungkin begitu yang banyak orang simpulkan. Terlebih kalo urusannya jual-beli. "Lo nggak niat beli, nggak usah ngerepotin minta dilayani." Seolah-olah slogan seperti itu yang berlaku di banyak tempat saat ini.

Anda mungkin berfikir, "Yah setiap orang kan berbeda, nggak semua orang bisa bersikap ramah." Ya, memang benar. Inilah masalahnya, inilah yang perlu kita tanyakan ulang pada diri kita. Inilah yang semakin lama semakin mengakar dalam budaya sosial kita. Selama tidak ada kepentingan, just ignore it.

Amat disayangkan memang, ketika untuk tersenyum hangat pun terasa berat, ketika untuk bertutur halus pun seolah mahal. Padahal kita ini masih berada di Indonesia, dimana budaya ketimuran masih perlu dipelihara. Lebih jauh, kita adalah manusia beragama. Bukankah tersenyum pun adalah ibadah? Bukankah memberikan perasaan bahagia kedalam hati seseorang pun bernilai pahala?

Kalau kita tersenyum hangat, orang akan tertulari rasa bahagia. Ketika kita bertutur halus, orang lain akan menganggap anda seperti kawannya. Dan dari situ bukan tidak mungkin kita bisa menambah teman baru. Dengan mengenal seseorang yang baru, kita bisa belajar tentang banyak hal dari kehidupannya. Berteman itu menyenangkan, kan? :)

Saya bukan ingin mengajari anda tentang moral, boleh jadi anda jauh lebih bijaksana daripada saya. Ini hanyalah sebuah refleksi dari pemahaman saya, dimana setidaknya saya menasehati diri saya sendiri untuk lebih peduli akan orang lain, tanpa kepentingan apapun. Kita perlu belajar lagi tentang 'mengukur' nilai seorang manusia, siapapun dia. Kita adalah sama, tak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita hanyalah makhluk yang berawal dari setetes air hina yang pada akhirnya membusuk dipendam tanah. Nilai diri kita adalah sikap kita, tidak yang lainnya.






Saturday, January 21, 2012

Pernahkah kamu jatuh cinta dengan seseorang yang belum pernah kamu temui?





Zaman sekarang, hampir setiap orang di muka bumi ini punya yang namanya alat komunikasi wireless. Wire artinya kabel, less artinya kurang, jadi wireless berarti kabel yang kurang panjang (lol.Just kidding :P) Saya yakin kamu udah tahu apa itu artinya wireless, bagi yang belum faham silakan tanya sama Abang Google. Ya, apakah itu handphone, wireless broadband internet or yang semacamnya. Sekarang saya ingin berbagi sama kamu tentang satu topik yg mungkin agak menggelitik. Jatuh cinta lewat pandangan maya. (Peribahasa apa pula ini? Biarin dah, saya ngarang sendiri).